Minggu, 23 Agustus 2009

Mujahid atau Teroris ?


Tiga orang pemuda masuk ke dalam ruangan yang gelap. Mereka mendapati ada suatu makhluk di ruangan itu, lalu mereka berusaha untuk menggambarkan bentuk makhluk itu. “Makhluk ini bentuknya persis seperti batang pohon kelapa, bulat panjang kokoh dan kasar” demikian kata A. Dia baru saja memegang bagian kaki dari binatang itu yang sesungguhnya adalah gajah. Si B berkata: “Tidak, ini adalah binatang yang bentuknya lebar tipis dan berlekuk-lekuk." Bagian apa yang dia pegang?.. ya, betul yang dipegang kuping gajah. Menurut C, “Binatang ini seperti ular, bulat dan panjang tapi kulitnya kasar". Yang dia pegang bagian belalai. Manakah di antara pendapat mereka yang benar? Tidak ada yang benar-benar benar kan? Mengapa? Karena mereka hanya mendiskripsikan sebagian dari gajah tersebut. Untuk mendapatkan gambaran yang lengkap dan benar seharusnya mereka memegang seluruh bagian dari gajah dan tentu saja lebih baik lagi jika mereka bisa melihat makhluk itu dengan bantuan penerangan.

Seperti mempelajari bentuk gajah di atas, begitu juga cara mempelajari topik apapun, yaitu secara menyeluruh. Memahami ajaran Islam pun harus demikian, harus menyeluruh. Jika tidak menyeluruh, hanya separoh-separoh maka pemahaman bisa keliru.

Teroris yang sekarang sedang jadi bahan pembicaraan adalah salah satu contoh dari pemahaman yang keliru, mereka mengambil beberapa ayat misalnya QS At Taubah ayat 29: "Perangilah orang-orang yang tidak beriman kepada Allah dan tidak (pula) kepada hari kemudian, dan mereka tidak mengharamkan apa yang diharamkan oleh Allah dan RasulNya dan tidak beragama dengan agama yang benar (agama Allah), (yaitu orang-orang) yang diberikan Al-Kitab kepada mereka, sampai mereka membayar jizyah[638] dengan patuh sedang mereka dalam keadaan tunduk".

Mereka mengamalkan ayat tersebut tanpa melihat bagaimana cara rasulullah bersikap terhadap orang kafir.

Suatu ketika ada seorang non muslim, anak pembesar Nasrani datang ke rumah rasulullah, maka rasul memotong kambing untuk dihidangkan untuk tamunya itu. Seorang sahabat muslim komplen, karena rasulullah bahkan tidak memotong kambing apabila ia yang bertamu. Rasulullah menjelaskan bahwa beliau bersikap demikian karena ayah dari orang tersebut adalah orang yang sangat dermawan. Maka rasul ingin menunjukkan bahwa Agama Islam juga menganjurkan kedermawanan. Setelah bergaul dengan rasulullah dan melihat akhlak beliau yang mulia maka orang tersebut pun masuk Islam.

Islam adalah rahmatan lil alamin, bukan teror bagi semesta alam.

2 komentar:

  1. mari bersama koreksi diri.Dalam hal ini mari coba kita mengamati bagaimana peran orangtua pada anaknya,perhatian lingkungan pada tetangga/teman/sahabat,kepedulian aparat mulai dari RT terhadap warganya/kegiatan warganya,kearifan alim ulama pada lingkungan,kepedulian kita semua.Perhatian ,kasih sayang,pada sesama mulai berkurang, benarkah?

    BalasHapus
  2. Teroris sebenarnya adalah bangsa Yahudi dan sekutunya. Alasan bahwa Noordin M. Top ingin memerangi orang-orang kafir jelas tak masuk akal. karena pada tempat-tempat yang sudah pernah dia hancurkan dengan bom, kebanyakan korban adalah orang-orang muslim, bukan orang-orang kafir.

    BalasHapus