Minggu, 23 Agustus 2009

IHSAN

Pada suatu pesantren ada seorang murid yang sangat disayang oleh gurunya, sehingga murid yang lain iri hati. Maka pada suatu hari sang guru memberi seekor burung kapada setiap santri dan menyuruh mereka untuk menyembelihnya di tempat yang sepi di mana tidak ada yang melihatnya. Maka keesokan harinya setiap santri memperlihatkan burung yang sudah di sembelih kepada gurunya, kecuali murid kesayangan beliau. Ketika ditanya “Mengapa burung itu tidak disembelih?” Maka santri itu menjawab bahwa ia sudah mencari kemana- mana tempat yang tersembunyi agar tidak ada yang melihatnya tetapi selalu di sana ada Allah yang selalu melihat semua yang ia lakukan, sehingga ia tidak dapat menyembelih burung itu sesuai dengan perintah guru. Nah, karena sikap Ihsan itulah maka sang guru sangat nenyayangi santri tersebut, karena sikapnya yang selalu merasa diawasi Allah.




“Allah mengetahui rahasia langit dan bumi dan mengetahui apa yang kamu lahirkan dan apa yang kamu sembunyikan.” (QS Al Baqarah: 33).
“Mereka bersembunyi dari manusia, tetapi mereka tidak bersembunyi dari Allah padahal Allah beserta mereka ....” (An Nisa :108.)

Seandainya semua orang memiliki sifat ihsan, tentunya tidak ada orang yang melakukan hal-hal buruk yang dilarang Allah, atau pun orang-orang yang melanggar aturan pemerintah sekalipun, bukan karena ada polisi, tetapi karena yakin bahwa Allah dan malaikat selalu mengawasinya. Manusia saja bisa membuat alat kamera yang sangat canggih seperti alat CCTV yang bisa merekam kegiatan teroris waktu mereka masuk ke Hotel Marriot atau seperti satelit yang bisa melihat keadaan bumi di pelosok mana pun, semacam Google Earth.


Apabila kita semua memiliki keyakinan itu tentunya tidak ada lagi di antara kita, terutama anak-anak yang sholatnya main-main, becanda, atau pura pura batuk. Tidak ada lagi orang yang berdoa dan mengamini dengan sikap tidak sabar "Amin.Amin" tidak dengan sikap khusyu tetapi dengan sikap seolah-olah mengharapkan pembaca doa secepatnya meneyelesaikan doanya. Seharusnya kita menghadap Allah dengan sungguh-sungguh karena yakin bahwa Allah yang kita sembah adalah Allah Yang Maha Kuasa, Maha Melihat dan Dia adalah segala-galanya bagi kita semua . Tetapi masih banyak di antara ummat islam yang sholatnya belum sungguh-sungguh. “Dan mereka tidak menghormati Allah dengan penghormatan yang semestinya .....” (Al Anam: 91)

Seorang sahabat Rasulullah kelihatan pucat ketika hendak sholat. Ketika ditanya, kenapa wajahnya pucat? Ia menjawab bahwa ia pucat karena hendak Menghadap Yang Maka Kuasa.

Di negeri China jaman kekaisaran, apabila seorang kaisar atau kerabatnya lewat di depan masyarakat umum, maka rakyat harus menendukkan kepala, tidak boleh melihat wajah sang kaisar atau kerabatnya sebagi suatu penghormatan. Manusia telah memberikan penghormatan kepada sesama manusia melebihi penghormatan kepada Allah. Naudzubillah min dzalik.

Dalam hal berpuasa, seharusnya tidak ada lagi orang yang pura-pura berpuasa padahal tidak, atau berpuasa tapi masih melelakukan hal-hal yang diharamkan Allah. Sesungguhnya yang diharamkan tidak hanya makan dan minim tapi banyak hal hal lain misalnya menggunjing ataupun membiarkan mata melihat hal-hal yang dilarang. Seharusnya dalam bulan puasa ini lebih ditingkatkan lagi amal ibadah kita. Semoga kita dapat beramal sebaik-baiknya untuk selama-lamanya dan di bulan puasa inilah waktu yang tepat untuk memulai kebiasaan berbuat Ihsan dan dijadikan waktu untuk pelatihan. Kita semua harus terus menuntut ilmu, agar kita mengetahui apa saja hal-hal yang dicintai Allah dan kemudian mengamalkannya. Yakinlah bahwa semua direkam dan diputar di akhirat nantinya sebagai tanda bukti amal kebajikan kita.

1 komentar:

  1. ya.saya ingin mengedit film tersebut dan menggantinya dg yg lebih baik supaya layak tayang.Gimana caranya ?

    BalasHapus