Senin, 14 September 2009

Al Qur'an


Jaman sekarang HP dan alat elektronik makin canggih ya? Segala sesuatu jadi lebih mudah dan cepat. Tapi saking canggihnya kalau ga ada manualnya jadi repot. Apalagi kalau ingin mendapatkan manfaat secara optimal. Dan manual yang dipakai ya harus manual buatan pabriknya. Masa iya seseorang yang punya HP merek Motorola misalnya, pakai manualnya Sony Ericson, ya ga bakalan jalan. Mungkin kita akan berkomentar "Bloon banget nih orang" tapi dalam hati aja ya...:-)

Nah. Begitu juga dengan manusia. Kita ini kan ciptaan Allah jadi manualnya harus buatan Allah. Apa itu? Al Qur'an. Terbukti bahwa Al Qur'an ciptaan Allah. Banyak hal-hal berkenaan dengan sains yang ga mungkin ditemukan di jaman rasulullah tapi sudah disebutkan dalam Al Qur'an. Salah satunya disebutkan dalam QS al Anbiya ayat 30. Ini berkenaan dengan teori "Big Bang", yaitu bahwa bumi dan langit ini tadinya satu, kemudian terjadi ledakan dahsyat.Teori ini baru ditemukan abad ke 19 lho! ketinggalan jaman ya. Al Quran yang diturunkan 14 abad tahun yang lalu sudah menyebutkannya.



" Dan apakah orang-orang yang kafir tidak mengetahui bahwasanya langit dan bumi itu keduanya dahulu adalah suatu yang padu, kemudian Kami pisahkan antara keduanya. dan dari air Kami jadikan segala sesuatu yang hidup. Maka Mengapakah mereka tiada juga beriman? " (QS Al-Anbiya (21):30)


Itu baru salah satu ayat yang berkenaan dengan sains. Masih ada banyak lagi tidak hanya dalm bidang sains tapi dalam hal-hal yang lain juga, yang Insya Allah suatu saat akan kita bahas di kesempatan lain.

Allah menciptakan manusia, tentunya Allah tidak akan membiarkan manusia hidup tanpa pedoman. Allah menjamin bahwa di dalam pedoman untuk manusia yaitu Al Qur'an tidak ada yang salah atau bertentangan satu sama lain dan Al Qur'an tidak akan berubah. Allah, malaikat dan orang-orang yang diberi kelebihan Allah dapat menghafalnya sampai titik koma selalu menjaganya.

" Segala puji bagi Allah yang telah menurunkan kepada hamba-Nya Al Kitab (Al-Quran) dan Dia tidak mengadakan kebengkokan[1] di dalamnya " (QS Al-Kahf(18): 110)


[1]. tidak ada dalam Al-Quran itu makna-makna yang berlawananan dan tak ada penyimpangan dari kebenaran.

"Sesungguhnya Kami-lah yang menurunkan Al Quran, dan sesungguhnya Kami benar-benar memeliharanya[2]". (QS Al Hijr(15):9).

[2]. Ayat ini memberikan jaminan tentang kesucian dan kemurnian Al Quran selama-lamanya.

Jadi kalau ada seseorang yang mengatakan bahwa Al Qur'an telah diselewengkan maka berarti orang tersebut adalah pembohong atau imannya perlu dipertanyakan.


Nah, sekarang bagaimana cara memahami Al Qur'an?

Karena kita orang yang Indonesia yang tidak terbiasa berbahasa arab, ya mau ga mau baca terjemahnnya, cari terjemahan dari orang yang terpercaya yang imannya tidak diragukan dan harus dengan guru yang benar - benar paham. Kalaupun kita bisa berbahasa arab tidak bisa menerjamahkan sendiri, kecuali betul-betul sudah ahli dan tahu ilmunya.Kenapa kita tidak bisa menerjamahkan sendiri? karena butuh keahlian yang sangat dalam dan luas untuk bisa menerjemahkan Al Qur'an. Syaratnya banyak. Beberapa di antaranya adalah:

1. Pertama-tama niatnya harus ikhlas,hanya karena Allah. Bukan karena ingin dianggap hebat, atau karena ingin membenarkan pendapat pribadi dan nafsunyanya sendiri.

2. Pemahaman agama dan bahasa arab harus dalam dan luas.

Al Qur'an tidak bisa diterjemahkan secara "letterlek" atau harfiah. Dalam bahasa apapun ada istilah-istilah yang tidak bisa diartikan secara harfiah atau apa adanya. Contohnya dalam bahasa Indonesia apabila ada yang mengatakan " Hari kartini jangan lupa pakai kain ya!". Apakah cocok bila ada yang menjawab " Emangnya selama ini kita ga pake kain, pakai kertas?" Aneh kan? berarti orang ini ga tau istilah dalam bahasa Indonesia. "kain" di sini berarti kebaya.

Begitu juga bahasa Al qur'an


"Katakanlah kepada wanita yang beriman: "Hendaklah mereka menahan pandangannya, dan kemaluannya, dan janganlah mereka menampakkan perhiasannya, kecuali yang (biasa) nampak dari padanya. Dan hendaklah mereka menutupkan kain kudung kedadanya, dan janganlah menampakkan perhiasannya kecuali kepada suami mereka,...."
. (QS An Nuur(24):31)


Kalau diperhatikan yang diartikan sebagai kain kerudung di sini adalah "khiyar" yang arti harfiahnya nya kain. Tapi hampir setiap terjemahan Al Quran menambahkan menjadi kain kerudung. Karena memang pengertiannya begitu. Alangkah janggalnya kalau kita hanya mengartikannya sebagai "kain". Berarti yang perlu ditutup dengan kain hanya dada, yang lain tutup aja dengan daun, kertas dan bahan-bahan lain. Anehkan?

Contoh lain misalnya (QS Yasin(36):19). Di sini kata-kata "thooir" terjemahannya adalah nasib atau kemalangan , padahal arti harfiahnya adalah burung.

"Utusan-utusan itu berkata: "Kemalangan kamu adalah karena kamu sendiri. Apakah jika kamu diberi peringatan (kamu bernasib malang)? sebenarnya kamu adalah kaum yang melampui batas". (QS Ya Sin(36):19)

Kalau diterjemahkan menjadi burung jadi janggal dan tidak bermakna. Artinya jadi "burungmu adalah karena kamu sendiri" ??? apa maksudnya?

Dalam tradisi arab dahulu orang sering meramal nasib dengan burung, jika hendak mengerjakan sesuatu mereka melepas burung terlebih dahulu lalu dilihat jika burung ke kanan adalah pertanda tertentu dan jika ke arah laih menunjukkan hal lain lagi, seolah-olah burung itu yang menunjukkan nasibnya. Makanya "thooir" di sini diartikan sebagai nasib atau kemalangan .

Jadi memang menerjemahan Al Qur'an n tidak bisa di lihat dari bahasa arabnya saja tapi juga harus melihat bagaimana budaya arab masa itu, di lihat hubungan suatu ayat dengan ayat yang lain, sebab-sebab turun ayat atau asbabun nuzul dan yang terpenting adalah bagaimana cara Rasulullah Muhammad SAW mengamalkan ayat itu. Karena memang itu tujuan Allah mengutus Rasul, yaitu untuk memberi teladan bagaimana mengamalkan Al Qur'an.
(QS Al Ahzab(33):21) " Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan Dia banyak menyebut Allah."

Kalau kita memang cinta kepada Allah maka kita harus mengikuti sesuai dengan contoh rasul dan harus patuh kapada Allah dan rasulnya, Muhammad SAW. Kita harus mencari tahu bagaimana cara rasulullah Muhammad SAW beribadah, puasa, sholat, dalam bermuamalah dan lain-lainnya.

." Katakanlah: "Jika kamu (benar-benar) mencintai Allah, ikutilah aku, niscaya Allah mengasihi dan mengampuni dosa-dosamu." Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. Katakanlah: "Ta'atilah Allah dan Rasul-Nya; jika kamu berpaling, Maka Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang kafir"." (QS Ali Imran(3):31-32)

Kita harus hati-hati lho. Kalau tidak taat bisa dianggap kafir. Ngeri ya. Tapi Allah Maha Pengampun untuk hal-hal yang sifatnya sunnah atau makruh ya kita semampunya aja untuk mengerjakan atau meninggalkannya. Wah, untuk ini ada bahasannya panjang lebar, ngga dibahas sekarang ya.

Apakah sama cara ibadah semua rasul? Dalam tauhid sama, tapi syariah atau tata cara ibadahnya tidak persis. Syariat nabi Isa AS pun tidak sama persis dengan nabi sebelumnya. Dan kita harus ingat bahwa nabi-nabi terdahulu di utus untuk kaum tertentu, sedangkan Nabi Muhammad SAW untuk seluruh manusia. Contohnya dalam berpuasa nabi-nabi yang terdahulu tidak sahur. Aduh berat sekali ya. alhamdulilaah memang kita diberi keringanan .

"(yaitu) orang-orang yang mengikut rasul, Nabi yang Ummi yang (namanya) mereka dapati tertulis di dalam Taurat dan Injil yang ada di sisi mereka, yang menyuruh mereka mengerjakan yang ma'ruf dan melarang mereka dari mengerjakan yang mungkar dan menghalalkan bagi mereka segala yang baik dan mengharamkan bagi mereka segala yang buruk dan membuang dari mereka beban-beban dan belenggu-belenggu yang ada pada mereka[3]. Maka orang-orang yang beriman kepadanya. memuliakannya, menolongnya dan mengikuti cahaya yang terang yang diturunkan kepadanya (Al Quran), mereka Itulah orang-orang yang beruntung."
(QS Al-A'raf(7):157).

Katakanlah: "Hai manusia Sesungguhnya aku adalah utusan Allah kepadamu semua, Yaitu Allah yang mempunyai kerajaan langit dan bumi; tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) selain Dia, yang menghidupkan dan mematikan, Maka berimanlah kamu kepada Allah dan Rasul-Nya, Nabi yang Ummi yang beriman kepada Allah dan kepada kalimat-kalimat-Nya (kitab-kitab-Nya) dan ikutilah Dia, supaya kamu mendapat petunjuk"
(QS Al-A'raf(7):158).

[3] Maksudnya: dalam syari'at yang dibawa oleh Muhammad itu tidak ada lagi beban-beban yang berat yang dipikulkan kepada Bani Israil. Umpamanya: mensyari'atkan membunuh diri untuk sahnya taubat, mewajibkan kisas pada pembunuhan baik yang disengaja atau tidak tanpa membolehkan membayar diat, memotong anggota badan yang melakukan kesalahan, membuang atau menggunting kain yang kena najis.

Jadi intinya untuk memahami Al Qur'an tidak hanya dengan membacanya saja. Tapi difahami dan diamalkan sesuai contoh Rasulullah. Banyak kan di antara kita yang terutama bulan puasa ini hanya ngejar setoran aja, membaca Al Qur'an tapi ga baca terjemahannya. Membaca Al Qur'an itu sangat baik dan berpahala tapi ngga cukup. Waduh gimana pake HP nya mau lancar kalau manualnya cuma di baca, tapi ga diikuti.

nb: Gambar diambil dari 4.bp.blogspot.com. Terima kasih ya.

4 komentar:

  1. Assalamu'alaikum,
    Tulisan yang bagus. Memang, kita harus meengamalkan ajaran dalam alquran dan sunnah sebaik-baiknya. Membaca Quran saja tidak cukup, walaupun membacanya saja mendapatkan pahala.
    Salam,
    Ay,
    Vienna, 14 September 2009/24 Ramadhan 1430H.

    BalasHapus
  2. postingannya bagus bu, menarik.hehe tp beda bu crita di skolah sama kalo baca di blog. kurang gmana gt hehe

    BalasHapus
  3. Asswrwb.
    Bagus Dit postingannya..bahasanya cocok tuk remaja...
    Insya Allah bermanfaat, amin.
    PF.
    Sedikit masukkan boleh ya..
    Gimana kalo kutipan nama surat dan ayat dibikin standard supaya gampang nge-ceknya..
    ( Lihat juga tulisanku tt hadis :
    http://vienmuhadi.com/2009/04/15/urgensi-mematuhi-hadis/

    BalasHapus
  4. assalamu'alaikum
    postingannya bagus,
    minta izin untuk copas boleh ya, untuk sya sebarkan :)
    trimaksih

    BalasHapus