Jumat, 04 September 2009

Gempaa..

Hari itu, siang menjelang sore di bulan ramadhan yang cukup terik. Tiba-tiba terjadi kegaduhan "Gempaa' terdengar beberapa orang berteriak hampir bersamaan. " Allahu Akbar!! " para karyawan pada gedung tinggi di kawasan Sudirman itu berteriak sambil berlarian menuju tangga darurat, berebut mencapai tempat teraman, yaitu di luar.

Begitu sampai di tempat yang relatif aman, sebagian langsung minum "glek, glek" lho? kok ga puasa?.. ya, mereka terpaksa membatalkan puasanya, karena ngga tahan merasakan haus dan lelah yang luar biasa. Bayangkan sambil berdesakan menuruni tangga sebanyak belasan lantai, mana udara sedang panas. Semoga Allah memberi keringanan. Allah Maha Tahu.

Di Tasikmalaya akibat gempa, beberapa rumah hancur, sedangkan di Cianjur tanah menjadi longsor, tidak sedikit orang yang terluka bahkan beberapa orang nyawanya melayang. Beberapa di antaranya adalah anak-anak yang meninggal ketika sedang dalam keadaan asik bermain PS. "Inna lillahi wa inna ilaihi rojiun".

Kejadian seperti ini bisa menimpa siapa saja, tidak ada orang yang merasa aman.

(QS Al Mulk (67):16) "Apakah kamu merasa aman terhadap Allah yang (berkuasa) di langit bahwa Dia akan menjungkir balikkan bumi bersama kamu, sehingga dengan tiba-tiba bumi itu bergoncang?",

Bisa ngga sih, kejadian alam yang tidak diinginkan ini diprediksi kapan akan terjadinya sehingga bisa ditangkal?

Manusia mampu mendeteksi gempa dalam hitungan menit bahkan detik setelah kejadian, bisa memberikan informasi di mana pusat gempa , berapa besar gempa dan data-data akurat lainnya. Ngga pake lama setelah kejadian gempa beberapa hari yang lalu itu, peneliti di Amrik bisa mengeluarkan data-data akurat. Hebat ya?... Namun sayangnya manusia dengan teknologi sehebat apapun baru bisa mendeteksi setelah atau ketika kejadian. Manusia tidak bisa memprediksi waktu yang pasti, kapan akan terjadinya fenomena alam yang luar biasa ini, akankah datang di pagi, sore atau malam hari?

(QS Al A'raf(7):97) "Maka apakah penduduk negeri-negeri itu merasa aman dari kedatangan siksaan Kami kepada mereka di malam hari di waktu mereka sedang tidur?"

Masih ingat khan? jebolnya situ gintung terjadi ketika penduduk sekitar masih banyak yang terlelap tidur, hujan lebat yang terus menerus dan kelalaian manusia dalam pemeliharaan membuat situ itu jebol.




(QS Al A'raf(7):98) "Atau apakah penduduk negeri-negeri itu merasa aman dari kedatangan siksaan Kami kepada mereka di waktu matahari sepenggalahan naik ketika mereka sedang bermain?"

Tsunami di Aceh yang meninggalkan luka yang sangat dalam bagi kita semua terjadi pada waktu matahari sepenggalan naik.

Kita, manusia yang sangat lemah ini harus selalu siap. Soalnya jika Allah menghendaki maka siksaan atau pun ujian Allah bisa datang kapan saja. Bahkan kiamat kecil yang terjadi pada manusia yaitu kematian bisa terjadi kapan saja.

Aduh, jangan sampe kita menemui Allah dalam keadaan bermain-main melanggar perintah Allah ya. "Naudzubillah min dzalik".Semoga kita semua dipanggil Allah dalam keadaan menjalankan perintahnya. Kita semua memang ngga tau kapan, sedang apa dan di mana kita dipanggil Allah, makanya kita harus berusaha untuk selalu taat kepada Allah. Insya Allah "Husnul Khotimah" Amin.

(QS Luqman(31):34) Sesungguhnya Allah, hanya pada sisi-Nya sajalah pengetahuan tentang Hari Kiamat; dan Dia-lah Yang menurunkan hujan, dan mengetahui apa yang ada dalam rahim. Dan tiada seorangpun yang dapat mengetahui (dengan pasti) apa yang akan diusahakannya besok. Dan tiada seorangpun yang dapat mengetahui kapan dan di bumi mana dia akan mati. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal.

2 komentar:

  1. Yah, bencana alam memang fenomena yang kadang teramat dahsyat dan tak terduga. Tapi Subhanallah makhluk hidup di bumi masih diberi rahmat berupa ketangguhan terhadap bencana. Perhatikan seekor katak kecil sebagai umpama. Di pinggir kali Cisadane yang lebar tepian airnya lebih dari 25 meter, makhluk kecil itu bisa menyeberanginya dengan satu kali lompatan saja. graitogar@yahoo.com

    BalasHapus
  2. Allahuakbar.
    Sesungguhnya manusia itu makhluk paling lemah di hadapan Allah.
    Semoga kejadian2 alam speperti ini senantiasa menyadarkan kita bahwa kita ini kecil, dan lemah di hadapan-NYa.
    Dubai, 20 Ramadhan 1430

    BalasHapus