Senin, 24 Agustus 2009

Keteladanan


"Ayo cepat sholat nak, kamu sudah sholat zuhur belum?" kata seorang bapak kepada anaknya, padahal ia sendiri belum sholat. Apakah anak akan mematuhi perintah bapaknya? kecil kemungkinannya.

"Kalau ada tamu, bilang ibu lagi ngga ada ya" padahal ia ada di rumah. Dengan demikian anak belajar berbohong dari ibunya, karena ibunya mencontohkan. Contoh teladan merupakan salah satu elemen yang sangat penting dalam pendidikan.
" Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah". QS Al Ahzab 21

Dalam Surah Al Alaq 3-4 dikatakan bahwa Allah yang mengajari manusia. Allah paling tahu bagaimana cara mendidik manusia. Dalam dunia pendidikan ada beberapa hal yang perlu diperhatikan, yaitu antara lain 1. Materi atau pokok pelajaran, 2.Contoh atau keteladan terutama dalam hal yang perlu dipraktekkan, 3. Pembiasaan, 4. penghargaan maupun hukuman. Contohnya dalam mengajar anak berenang, tentunya harus ada teori tapi juga harus ada contoh kongkrit bagaimana cara menggerakakn tangan kaki dan sebagainya. Kemudian ada latihan dan sebagainya.
Dalam hal ibadah misalnya sholat, Al Quran dan Hadis mengajarkan teorinya, sedangkan contoh teladannya Rasulullah, dalam pembiasaan rasul menganjurkan anak untuk dibiasakan sholat dari usia 7 tahun, dan untuk memotivasi maka diajarkan konsep pahala dan dosa.

Teruslah menuntut ilmu, jangan separoh-separoh, gunakan akal dan hati, jangan belajar hanya dari satu guru. Belajarlah dari ahlinya, baca buku-buku yang penulisnya sudah diakui kepakarannya, bahkan Imam gozali tidak menafsirkan AlQur'an sendiri tetapi berdasarkan tafsiran Imam Syafii. Seseorang yang pandai berbahasa arab belum tentu menunjukkan bahwa ia paham agama. Saefuddin Zuhri yang berhasil mencuci otak para teroris adalah seorang yang fasih berbahasa arab dan lulusan dari Yaman.

Last but not least, selalu berdoa mohon petunjuk Allah, dan ikutilah Rasul, terutama dalam hal ibadah. Di akhir jaman ini banyak berdatangan ajaran-ajaran baru, sayangnya masyarakat kita sudah terjangkit penyakit "Kutil" :-) demikian menurut KH Zainuddin MZ, yaitu Kurang Teliti, apabila ada ajaran baru selalu ada saja pengikutnya. Semoga Allah selalu memberi kita semua Furqon, pembeda antara yang benar dan yang salah. Sehingga tidak ada lagi mujahid-mujahid palsu yang mati sia-sia. Berani mati karena takut hidup. Wallahu a'lam.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar